Langsung ke konten utama

Sejarah Saham GOTO dari IPO Hingga Menuju Bullish

Saham GOTO adalah saham dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang merupakan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia. Saham GOTO diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode GOTO sejak 1 November 2023. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah saham GOTO dari sebelum IPO, saat IPO, pergerakan dan performa sahamnya sejak IPO, hingga harga saham GOTO saat ini yang sudah bottoming dan persiapan menuju bullish.


Sejarah Saham GOTO Sebelum IPO

Sebelum IPO, saham GOTO belum ada karena Gojek dan Tokopedia masih beroperasi sebagai dua perusahaan terpisah. Gojek adalah perusahaan on-demand services yang menyediakan berbagai layanan seperti transportasi, pesan-antar makanan, pembayaran digital, dan lain-lain. Tokopedia adalah perusahaan e-commerce yang menyediakan platform jual-beli online untuk berbagai produk dan jasa.


Kedua perusahaan ini merupakan unicorn, yaitu perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS. Menurut data CB Insights, Gojek memiliki valuasi 10 miliar dolar AS pada Januari 2020, sedangkan Tokopedia memiliki valuasi 7,5 miliar dolar AS pada Desember 2019.


Pada tahun 2020, Gojek dan Tokopedia mulai menjalin pembicaraan tentang kemungkinan merger untuk membentuk perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Alasan merger antara lain adalah untuk menghadapi persaingan dari perusahaan teknologi lain seperti Grab, Shopee, dan Bukalapak, serta untuk memperluas pasar dan layanan mereka.


Pada 17 Mei 2021, Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan merger mereka dengan nama GoTo Group. Nama GoTo diambil dari gabungan nama Gojek dan Tokopedia, serta mengandung makna bahwa GoTo Group adalah tujuan utama (go-to destination) bagi para pelanggan, pedagang, dan mitra pengemudi di ekosistem mereka.


Saham GOTO Saat IPO

Setelah merger, GoTo Group berencana untuk melantai di bursa saham melalui proses Initial Public Offering (IPO). IPO adalah penawaran saham perdana dari perusahaan swasta kepada publik untuk mengumpulkan modal dan meningkatkan eksposur pasar. IPO juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan valuasi perusahaan.


GoTo Group menargetkan IPO pada akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022. GoTo Group juga berencana untuk melakukan dual listing, yaitu melantai di dua bursa saham sekaligus, yaitu BEI dan bursa saham internasional, seperti Nasdaq atau New York Stock Exchange (NYSE).


Pada 1 November 2021, GoTo Group resmi melantai di BEI dengan kode saham GOTO. GoTo Group menawarkan 10% sahamnya kepada publik dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Dengan demikian, GoTo Group berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 10,45 triliun dari IPO di BEI. Valuasi GoTo Group saat IPO mencapai Rp 104,5 triliun, menjadikannya perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.


Pergerakan dan Performa Saham GOTO Sejak IPO

Saham GOTO mendapat sambutan positif dari pasar saat IPO. Pada hari pertama perdagangan, saham GOTO langsung melonjak 47% ke posisi Rp 147 per saham. Saham GOTO juga menjadi saham paling aktif diperdagangkan dengan volume mencapai 4,26 miliar saham.


Namun, setelah IPO, saham GOTO mengalami fluktuasi yang cukup besar. Saham GOTO terpengaruh oleh berbagai faktor, seperti sentimen pasar, kinerja keuangan, berita dan rumor, hingga kompetisi dengan perusahaan teknologi lain. Saham GOTO juga menghadapi tekanan jual dari investor yang ingin merealisasikan keuntungan.


Salah satu faktor yang menekan saham GOTO adalah berita tentang kerja sama antara Tokopedia dan TikTok, platform media sosial populer asal China. Pada 11 Desember 2021, Tokopedia resmi mengumumkan kerja sama dengan TikTok untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pengalaman belanja online. TikTok akan menjadi salah satu pemegang saham Tokopedia dengan mengambil 5% sahamnya.


Berita ini seharusnya menjadi kabar baik bagi saham GOTO, karena menunjukkan bahwa Tokopedia memiliki daya tarik bagi investor asing dan memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Namun, pasar bereaksi negatif terhadap berita ini, karena khawatir bahwa TikTok akan mengambil alih Tokopedia dan mengancam posisi Gojek sebagai mitra utama Tokopedia.


Akibatnya, saham GOTO anjlok 12,9% ke posisi Rp 94 per saham pada hari itu. Saham GOTO juga mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak IPO, yaitu 18,6%.


Harga Saham GOTO Bottoming Menuju Bullish

Meski mengalami penurunan yang signifikan, saham GOTO belum kehilangan daya tariknya. Saham GOTO masih memiliki prospek yang cerah, karena GoTo Group merupakan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara yang memiliki ekosistem yang komprehensif dan sinergis.


GoTo Group memiliki tiga pilar bisnis utama, yaitu on-demand services, e-commerce, dan financial technology services. Ketiga pilar ini saling melengkapi dan memberikan nilai tambah bagi para pelanggan, pedagang, dan mitra pengemudi di ekosistem GoTo Group.


GoTo Group juga terus berinovasi dan berekspansi untuk memperkuat posisi dan pangsa pasar mereka. 

Beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh GoTo Group antara lain adalah:

- Meluncurkan GoTo Mall, platform e-commerce yang menyediakan produk dan jasa premium dari merek-merek ternama, seperti Unilever, Samsung, dan Adidas.

- Mengakuisisi Bank Jago, bank digital yang menyediakan layanan perbankan dan keuangan berbasis teknologi, seperti pembukaan rekening, transfer, pembayaran, dan pinjaman.

- Meluncurkan GoTo Ventures, divisi investasi yang bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan startup-startup di bidang teknologi, khususnya di Indonesia dan Asia Tenggara.

- Melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, seperti Microsoft, Facebook, PayPal, dan Alibaba, untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas teknologi, serta memperluas jaringan dan akses pasar.


Dengan langkah-langkah tersebut, GoTo Group berharap dapat meningkatkan kinerja keuangan dan operasional mereka, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.


Sementara itu, harga saham GOTO saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda bottoming, yaitu mencapai titik terendah dan siap untuk rebound. Pada 1 Februari 2022, harga saham GOTO ditutup naik 1,2% ke posisi Rp 83 per saham. Harga saham GOTO berada di atas garis support Rp 80 per saham, yang merupakan level psikologis yang penting. Harga saham GOTO juga berada di bawah garis resistance Rp 100 per saham, yang merupakan level teknis yang kuat. Jika harga saham GOTO dapat menembus garis resistance tersebut, maka saham GOTO berpotensi untuk naik lebih tinggi dan menuju bullish.


Bullish adalah kondisi pasar yang optimis, di mana harga saham cenderung naik. Bullish juga merupakan sikap investor yang percaya bahwa harga saham akan naik. 

Beberapa faktor yang dapat memicu bullish antara lain adalah:

- Laporan keuangan yang positif, yang menunjukkan peningkatan pendapatan, laba, dan pertumbuhan perusahaan.

- Berita dan rumor yang menguntungkan, yang menimbulkan harapan dan antusiasme bagi investor.

- Sentimen pasar yang baik, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik, sosial, dan budaya.


Untuk saham GOTO, beberapa faktor yang dapat mendukung bullish antara lain adalah:

- Peluncuran produk dan layanan baru yang inovatif dan menarik, yang dapat meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan, serta menarik pelanggan baru.

- Ekspansi pasar dan jaringan, baik di dalam maupun luar negeri, yang dapat meningkatkan pangsa dan penetrasi pasar, serta mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.

- Kolaborasi dan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan lain, baik di bidang teknologi maupun non-teknologi, yang dapat memberikan sinergi dan value proposition bagi kedua belah pihak.


Dengan demikian, saham GOTO memiliki prospek yang cerah untuk menjadi saham yang bullish di masa depan. Saham GOTO merupakan saham yang layak untuk dimiliki dan diinvestasikan oleh para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Komentar