Langsung ke konten utama

Saham Media Naik di Masa Pilpres 2024, Ini Alasannya

Sektor media adalah salah satu sektor saham yang diperkirakan akan mengalami kenaikan di masa pemilihan umum (pemilu) presiden 2024. Hal ini karena peran media sebagai sumber informasi dan sarana komunikasi bagi para kandidat dan masyarakat. Selain itu, media juga dapat memperoleh pendapatan dari iklan politik yang biasanya meningkat menjelang pemilu.


Contoh Saham Media di Indonesia

Di Indonesia, terdapat beberapa emiten media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa di antaranya adalah:

- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), perusahaan yang bergerak di bidang media digital, televisi, dan telekomunikasi. EMTK memiliki beberapa anak usaha, seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menaungi SCTV dan Indosiar, serta Vidio.com sebagai platform streaming video.

- PT Global Mediacom Tbk (BMTR), perusahaan yang bergerak di bidang media, telekomunikasi, dan teknologi. BMTR memiliki beberapa anak usaha, seperti PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang menaungi RCTI, GTV, MNC TV, dan iNews, serta MNC Vision Networks sebagai penyedia layanan TV berbayar dan internet.

- PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), perusahaan yang bergerak di bidang radio dan media digital. MARI memiliki beberapa radio, seperti Gen FM, Jak FM, Hard Rock FM, dan Prambors FM, serta aplikasi podcast dan radio online Noise.

- PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO), perusahaan yang bergerak di bidang media cetak dan digital. TMPO memiliki beberapa produk media, seperti majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo.co, dan Majalah Travelounge.


Alasan Potensi Kenaikan Saham Media

Ada beberapa alasan mengapa saham media berpotensi naik di masa pemilu 2024, antara lain:

- Peningkatan aktivitas politik dan sosial yang membutuhkan informasi dan komunikasi melalui media. Hal ini dapat meningkatkan jumlah pemirsa, pengguna, dan pembaca media, baik yang bersifat tradisional maupun digital.

- Peningkatan belanja iklan politik yang menjadi sumber pendapatan utama bagi media. Menurut data Asosiasi Perusahaan Periklanan Indonesia (APPINA), belanja iklan politik pada pemilu 2019 mencapai Rp 4,6 triliun, naik 40% dari pemilu 2014. Diperkirakan, belanja iklan politik pada pemilu 2024 akan lebih tinggi lagi, mengingat adanya penambahan jumlah pemilih dan kandidat.

- Peningkatan inovasi, diversifikasi produk dan layanan media yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan preferensi konsumen. Misalnya, pengembangan platform streaming video, podcast, radio online, dan media sosial yang dapat menarik minat dan loyalitas konsumen.


Perbandingan Performa Saham Media di Masa Pemilu Sebelumnya

Berdasarkan data historis, performa saham media di masa pemilu sebelumnya cenderung mengalami kenaikan, meskipun tidak selalu signifikan. Berikut adalah perbandingan kinerja harga saham media satu tahun sebelum dan sesudah pemilu pada periode 2009, 2014, dan 2019:

Performa harga saham media masa pilpres

Dari tabel di atas, terlihat bahwa saham media paling menguat pada tahun 2013, menjelang pemilu 2014. Hal ini mungkin karena adanya antusiasme dan harapan masyarakat terhadap kandidat baru, yaitu Joko Widodo. Namun, setelah pemilu, saham media cenderung melemah pada tahun 2015, mungkin karena adanya penyesuaian dan koreksi pasar. Pada tahun 2018, saham media juga mengalami penurunan, mungkin karena adanya ketidakpastian dan ketegangan politik menjelang pemilu 2019. Namun, setelah pemilu, saham media kembali menguat pada tahun 2019, mungkin karena adanya konsolidasi dan stabilitas politik. Pada tahun 2020, saham media mengalami sedikit penurunan, mungkin karena adanya dampak pandemi Covid-19 yang mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial.


Posisi Investor atau Trader Menanggapi Saham Media

Menanggapi potensi kenaikan saham media di masa pemilu 2024, investor atau trader dapat mengambil posisi beli atau jual, tergantung pada strategi dan preferensi masing-masing. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dipertimbangkan:

- Investor jangka panjang dapat memilih saham media yang memiliki fundamental kuat, prospek bisnis cerah, dan valuasi menarik. Investor dapat memanfaatkan momentum kenaikan saham media di masa pemilu untuk menambah portofolio atau menunggu koreksi untuk membeli di harga murah.

- Trader jangka pendek dapat memanfaatkan fluktuasi harga saham media yang dipengaruhi oleh sentimen pemilu. Trader dapat menggunakan analisis teknikal, indikator, dan pola harga untuk menentukan titik masuk dan keluar yang optimal. Trader juga harus berhati-hati terhadap risiko volatilitas dan likuiditas pasar.

- Baik investor maupun trader harus selalu mengikuti perkembangan berita dan informasi terkait pemilu dan saham media. Hal ini penting untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar dan mengambil keputusan yang tepat.


Demikian artikel yang saya buat tentang performa saham media masa pilpres 2024. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih. 

Komentar