Langsung ke konten utama

Penerapan Otomatisasi di Indonesia: Sejarah, Dampak, dan Adaptasi

Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi pengawasan manusia³. Otomatisasi telah menjadi salah satu tren global yang berkembang pesat di berbagai bidang, termasuk di Indonesia. Otomatisasi memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tetapi juga menimbulkan tantangan dan dampak sosial yang perlu diatasi. 

Artikel ini akan membahas tentang apa itu otomatisasi, sedikit sejarah otomatisasi, sejarah perkembangan otomatisasi di Indonesia, sektor industri yang paling berdampak secara positif dengan adanya otomatisasi, otomatisasi apakah mengurangi cost perusahaan lalu apa perusahaan makin diuntungkan, bagaimana dengan tingkat pengangguran di Indonesia akibat penerapan otomatisasi ini, dan bagaimana masyarakat Indonesia beradaptasi di masa modern yang penuh otomatisasi.


Apa itu Otomatisasi?

Otomatisasi adalah proses pengoperasian suatu sistem atau peralatan dengan menggunakan teknologi yang dapat bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Otomatisasi dapat melibatkan penggunaan mesin, robot, komputer, perangkat lunak, sensor, atau jaringan yang dapat mengontrol, memantau, atau mengoptimalkan proses produksi, layanan, atau informasi. Otomatisasi dapat diterapkan pada berbagai skala, mulai dari otomatisasi rumah tangga, seperti lampu, kulkas, atau pengatur suhu, hingga otomatisasi industri, seperti pabrik, pertanian, atau transportasi.


Otomatisasi memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan produktivitas, karena dapat melakukan pekerjaan lebih cepat, akurat, dan konsisten daripada manusia.
  • Menghemat biaya, karena dapat mengurangi penggunaan sumber daya, bahan baku, energi, atau tenaga kerja.
  • Meningkatkan kualitas, karena dapat mengurangi kesalahan, cacat, atau kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia.
  • Meningkatkan keselamatan, karena dapat mengurangi risiko kecelakaan, cedera, atau bahaya yang dihadapi oleh manusia.
  • Meningkatkan inovasi, karena dapat menciptakan produk, layanan, atau solusi baru yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.


Namun, otomatisasi juga memiliki beberapa tantangan, antara lain:

  • Mengurangi lapangan kerja, karena dapat menggantikan pekerjaan yang bersifat rutin, berulang, atau berisiko tinggi yang dilakukan oleh manusia.
  • Menimbulkan masalah etika, karena dapat menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab, hak, atau nilai manusia dalam hubungannya dengan mesin.
  • Menimbulkan masalah keamanan, karena dapat rentan terhadap serangan siber, kesalahan sistem, atau kegagalan teknis yang dapat mengancam kehidupan manusia.
  • Menimbulkan masalah sosial, karena dapat mengubah struktur, budaya, atau perilaku masyarakat yang bergantung pada teknologi.


Sedikit Sejarah Otomatisasi

Otomatisasi bukanlah fenomena baru dalam sejarah manusia. Sejak zaman kuno, manusia telah mencoba untuk menciptakan alat atau mesin yang dapat membantu atau menggantikan pekerjaan mereka. 

Beberapa contoh otomatisasi pada masa lalu adalah:

  • Jam air, yang merupakan alat pengukur waktu yang menggunakan aliran air untuk menggerakkan roda gigi, lonceng, atau patung. Jam air pertama kali dibuat oleh orang Mesir kuno pada sekitar tahun 1500 SM, dan kemudian disempurnakan oleh orang Yunani, Romawi, Arab, dan Cina.
  • Katapel, yang merupakan alat pelempar proyektil yang menggunakan tenaga mekanik untuk melontarkan batu, panah, atau api. Katapel pertama kali dibuat oleh orang Yunani kuno pada sekitar tahun 400 SM, dan kemudian digunakan oleh orang Romawi, Persia, Bizantium, dan Eropa.
  • Pemintal, yang merupakan alat untuk membuat benang dari serat alami, seperti kapas, wol, atau sutra. Pemintal pertama kali dibuat oleh orang India kuno pada sekitar tahun 500 SM, dan kemudian disebarkan ke Cina, Timur Tengah, dan Eropa.
  • Cetak, yang merupakan proses untuk membuat salinan teks atau gambar dengan menggunakan cetakan yang dapat digunakan berulang-ulang. Cetak pertama kali dibuat oleh orang Cina kuno pada sekitar tahun 200 SM, dengan menggunakan blok kayu yang dipahat. Kemudian, orang Korea kuno menciptakan cetak logam pada sekitar tahun 1200 M, dan orang Jerman kuno menciptakan cetak huruf pada sekitar tahun 1400 M.


Pada abad ke-18, terjadi revolusi industri yang ditandai dengan munculnya mesin uap, yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Mesin uap memungkinkan pengembangan berbagai mesin baru yang dapat meningkatkan produksi di bidang pertanian, tekstil, pertambangan, transportasi, dan lain-lain. 

Beberapa contoh mesin yang menggunakan mesin uap adalah:

  • Traktor, yang merupakan kendaraan bermotor yang digunakan untuk membajak, menanam, atau memanen tanaman. Traktor pertama kali dibuat oleh orang Inggris pada sekitar tahun 1780, dengan menggunakan mesin uap yang ditarik oleh kuda. Kemudian, traktor bermotor pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1890, dengan menggunakan mesin bensin.
  • Mesin jahit, yang merupakan alat untuk menjahit kain dengan menggunakan jarum dan benang. Mesin jahit pertama kali dibuat oleh orang Prancis pada sekitar tahun 1790, dengan menggunakan mesin uap yang menggerakkan jarum. Kemudian, mesin jahit listrik pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1880, dengan menggunakan motor listrik.
  • Lokomotif, yang merupakan kendaraan bermotor yang digunakan untuk menarik kereta api. Lokomotif pertama kali dibuat oleh orang Inggris pada sekitar tahun 1800, dengan menggunakan mesin uap yang menggerakkan roda. Kemudian, lokomotif listrik pertama dibuat oleh orang Jerman pada sekitar tahun 1870, dengan menggunakan motor listrik.


Pada abad ke-20, terjadi revolusi digital yang ditandai dengan munculnya komputer, yang merupakan alat elektronik yang dapat menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dengan menggunakan program atau perintah. Komputer dapat melakukan berbagai fungsi, seperti menghitung, menggambar, menulis, atau bermain, yang sebelumnya dilakukan oleh manusia atau mesin lain. Komputer pertama kali dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1940, dengan menggunakan tabung vakum yang besar dan mahal. Kemudian, komputer transistor pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1950, dengan menggunakan transistor yang lebih kecil dan murah. Selanjutnya, komputer mikroprosesor pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1970, dengan menggunakan mikroprosesor yang lebih kecil dan murah.


Komputer telah memicu perkembangan berbagai teknologi digital lainnya, seperti internet, smartphone, artificial intelligence, atau virtual reality, yang dapat meningkatkan kemampuan, koneksi, atau pengalaman manusia. 

Beberapa contoh teknologi digital yang ada di Indonesia saat ini adalah:

  • Internet, yang merupakan jaringan global yang menghubungkan berbagai perangkat elektronik, seperti komputer, ponsel, atau tablet, untuk memungkinkan komunikasi, transaksi, atau pencarian data secara online. Internet pertama kali dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1960, dengan menggunakan protokol TCP/IP yang mengatur pengiriman data antara perangkat. Kemudian, internet komersial pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1990, dengan menggunakan World Wide Web yang menyediakan antarmuka grafis untuk mengakses data.
  • Smartphone, yang merupakan ponsel pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi, seperti telepon, pesan, kamera, musik, atau internet, dengan menggunakan layar sentuh, sistem operasi, atau aplikasi. Smartphone pertama kali dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1990, dengan menggunakan sistem operasi Palm OS yang mendukung aplikasi pihak ketiga. Kemudian, smartphone Android pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 2000, dengan menggunakan sistem operasi Android yang berbasis Linux dan bersifat terbuka.
  • Artificial intelligence, yang merupakan cabang ilmu komputer yang mencoba untuk meniru atau melampaui kemampuan manusia, seperti belajar, berpikir, atau berkreasi, dengan menggunakan algoritma, data, atau mesin. Artificial intelligence pertama kali dibuat oleh orang Inggris pada sekitar tahun 1950, dengan menggunakan program komputer yang dapat bermain catur. Kemudian, artificial intelligence Watson pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 2010, dengan menggunakan program komputer yang dapat menjawab pertanyaan dalam bahasa alami.
  • Virtual reality, yang merupakan teknologi yang dapat menciptakan atau mensimulasikan lingkungan, objek, atau peristiwa yang tampak nyata, dengan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, atau sensor. Virtual reality pertama kali dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1960, dengan menggunakan helm yang dapat menampilkan gambar stereoskopik. Kemudian, virtual reality Oculus Rift pertama dibuat oleh orang Amerika pada sekitar tahun 2010, dengan menggunakan helm yang dapat menampilkan gambar 3D dan mendeteksi gerakan kepala.


Sejarah Perkembangan Otomatisasi di Indonesia

Otomatisasi di Indonesia mulai berkembang sejak era kemerdekaan, terutama setelah masa Orde Baru yang mengusung pembangunan di berbagai sektor. Pada tahun 1970-an, Indonesia mulai mengimpor mesin-mesin industri dari negara-negara maju, seperti Jepang, Amerika Serikat, atau Jerman, untuk meningkatkan kapasitas produksi di bidang pertanian, manufaktur, atau minyak dan gas. Pada tahun 1980-an, Indonesia mulai mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti telepon, televisi, radio, atau komputer, untuk meningkatkan akses dan penyebaran informasi di masyarakat. Pada tahun 1990-an, Indonesia mulai mengadopsi internet, yang merupakan jaringan global yang menghubungkan berbagai perangkat elektronik, seperti komputer, ponsel, atau tablet, untuk memungkinkan komunikasi, transaksi, atau pencarian data secara online.


Pada abad ke-21, otomatisasi di Indonesia semakin maju dan meluas, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan murah. 

Beberapa contoh otomatisasi yang ada di Indonesia saat ini adalah:

  • Robot, yang merupakan mesin yang dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas tertentu dengan menggunakan sensor, program, atau kontrol jarak jauh. Robot dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pendidikan, hiburan, militer, medis, atau industri. Contoh robot yang ada di Indonesia adalah robot pintar yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada, yang dapat berbicara, mengenali wajah, atau bermain catur.
  • E-commerce, yang merupakan perdagangan barang atau jasa yang dilakukan melalui internet. E-commerce dapat memudahkan konsumen untuk membeli atau menjual produk tanpa harus bertemu secara langsung dengan penjual atau pembeli. Contoh e-commerce yang ada di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak, Shopee, atau Lazada, yang merupakan platform online yang menyediakan berbagai macam produk, mulai dari elektronik, fashion, makanan, atau buku.
  • E-government, yang merupakan pemanfaatan TIK oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan publik, transparansi, atau partisipasi masyarakat. E-government dapat mempermudah masyarakat untuk mengurus berbagai urusan administrasi, seperti perizinan, pajak, kesehatan, atau pendidikan. Contoh e-government yang ada di Indonesia adalah layanan online yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, seperti e-KTP, e-KTP, e-KTP, atau e-KTP.


Sektor Industri yang Paling Berdampak Secara dari Adanya Otomatisasi

Otomatisasi telah memberikan dampak positif bagi berbagai sektor industri di Indonesia, baik dalam hal produktivitas, efisiensi, kualitas, keselamatan, maupun inovasi. Beberapa sektor industri yang paling berdampak secara positif dengan adanya otomatisasi adalah:

  • Industri manufaktur, yang merupakan sektor yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, seperti pakaian, sepatu, perabotan, atau kendaraan. Otomatisasi telah membantu industri manufaktur untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, mengurangi risiko kecelakaan kerja, dan menciptakan produk baru yang lebih canggih dan sesuai dengan permintaan pasar. Contoh otomatisasi yang digunakan di industri manufaktur adalah mesin CNC, yang merupakan mesin yang dapat memotong, membentuk, atau mengukir bahan dengan menggunakan program komputer.
  • Industri pertanian, yang merupakan sektor yang menghasilkan produk-produk pertanian, seperti tanaman, hewan, atau hasil laut. Otomatisasi telah membantu industri pertanian untuk meningkatkan produktivitas, menghemat sumber daya, meningkatkan kualitas produk, mengurangi dampak lingkungan, dan menciptakan produk baru yang lebih sehat dan bernilai tambah. Contoh otomatisasi yang digunakan di industri pertanian adalah drone, yang merupakan pesawat tanpa awak yang dapat terbang dan melakukan tugas-tugas tertentu dengan menggunakan kamera, sensor, atau kontrol jarak jauh. Drone dapat digunakan untuk memantau kondisi tanaman, menyemprot pestisida, atau mengirimkan hasil panen.
  • Industri jasa, yang merupakan sektor yang menyediakan layanan kepada konsumen, seperti perbankan, pendidikan, kesehatan, atau pariwisata. Otomatisasi telah membantu industri jasa untuk meningkatkan kualitas layanan, mengurangi waktu tunggu, meningkatkan kepuasan konsumen, mengurangi biaya operasional, dan menciptakan layanan baru yang lebih mudah dan nyaman. Contoh otomatisasi yang digunakan di industri jasa adalah chatbot, yang merupakan program komputer yang dapat berkomunikasi dengan manusia melalui teks atau suara. Chatbot dapat digunakan untuk memberikan informasi, menjawab pertanyaan, atau melakukan transaksi.


Apakah Otomatisasi Mengurangi Cost Perusahaan?

Otomatisasi dapat mengurangi cost perusahaan, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnisnya, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, energi, perawatan, atau transportasi. Otomatisasi dapat mengurangi cost perusahaan dengan cara:

  • Meningkatkan produktivitas, yaitu jumlah output yang dihasilkan per unit input, seperti jam kerja, bahan baku, atau energi. Otomatisasi dapat meningkatkan produktivitas dengan melakukan pekerjaan lebih cepat, akurat, dan konsisten daripada manusia, sehingga dapat menghasilkan lebih banyak output dengan menggunakan lebih sedikit input.
  • Menghemat sumber daya, yaitu bahan-bahan alami atau buatan yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa, seperti air, tanah, mineral, atau plastik. Otomatisasi dapat menghemat sumber daya dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, ramah lingkungan, atau daur ulang, sehingga dapat mengurangi penggunaan atau pemborosan sumber daya.
  • Mengurangi kesalahan, cacat, atau kerusakan, yaitu kondisi yang menyebabkan output tidak sesuai dengan standar kualitas, spesifikasi, atau harapan, sehingga menurunkan nilai atau fungsi output. Otomatisasi dapat mengurangi kesalahan, cacat, atau kerusakan dengan mengeliminasi faktor manusia, seperti kelelahan, kebosanan, atau kesalahan perhitungan, yang dapat menyebabkan kesalahan, cacat, atau kerusakan.


Dengan mengurangi cost perusahaan, otomatisasi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, yaitu selisih antara pendapatan dan biaya yang diperoleh oleh perusahaan dari menjual barang atau jasa. 

Otomatisasi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara:

  • Meningkatkan pendapatan, yaitu jumlah uang yang diperoleh oleh perusahaan dari menjual barang atau jasa. Otomatisasi dapat meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, keselamatan produk, atau inovasi produk, sehingga dapat meningkatkan permintaan, harga, atau pangsa pasar.
  • Mengurangi biaya, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Otomatisasi dapat mengurangi biaya dengan mengurangi penggunaan sumber daya, tenaga kerja, energi, perawatan, atau transportasi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi, operasional, atau logistik.


Bagaimana Tingkat Pengangguran di Indonesia Akibat Penerapan Otomatisasi Ini

Otomatisasi dapat berdampak negatif terhadap tingkat pengangguran di Indonesia, yaitu persentase penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan. Otomatisasi dapat meningkatkan tingkat pengangguran di Indonesia dengan cara:

  • Menggantikan pekerjaan yang bersifat rutin, berulang, atau berisiko tinggi yang dilakukan oleh manusia. Otomatisasi dapat menggantikan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah atau menengah, seperti pekerja pabrik, petani, sopir, atau kasir, dengan menggunakan mesin, robot, komputer, atau perangkat lunak yang dapat melakukan pekerjaan tersebut lebih cepat, akurat, dan murah.
  • Menyebabkan mismatch antara keterampilan yang dimiliki oleh pekerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar. Otomatisasi dapat menyebabkan mismatch antara keterampilan yang dimiliki oleh pekerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar, karena otomatisasi menuntut keterampilan yang lebih tinggi, seperti keterampilan analitis, kreatif, atau sosial, yang tidak dimiliki oleh sebagian besar pekerja di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan pekerja sulit untuk menyesuaikan diri, bersaing, atau berpindah ke pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan otomatisasi.


Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2023 adalah 6,88%, naik dari 5,28% pada Agustus 2022. Hal ini menunjukkan bahwa otomatisasi telah berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran di Indonesia, terutama di sektor-sektor yang terkena dampak otomatisasi, seperti manufaktur, pertanian, atau transportasi. Selain itu, menurut laporan dari McKinsey Global Institute, otomatisasi dapat mengancam 50 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2030, atau sekitar 37% dari total pekerjaan yang ada saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa otomatisasi dapat berdampak lebih besar terhadap pengangguran di Indonesia di masa depan, jika tidak diimbangi dengan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan, pendidikan, atau pelatihan pekerja.


Bagaimana Masyarakat Indonesia Beradaptasi di Masa Penuh Otomatisasi

Otomatisasi merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari di masa modern yang penuh dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu beradaptasi dengan otomatisasi, baik sebagai pekerja, konsumen, maupun warga negara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk beradaptasi dengan otomatisasi adalah:

  • Meningkatkan keterampilan, pendidikan, atau pelatihan yang relevan dengan otomatisasi. Masyarakat Indonesia perlu meningkatkan keterampilan, pendidikan, atau pelatihan yang relevan dengan otomatisasi, seperti keterampilan digital, keterampilan kognitif, keterampilan sosial, atau keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh industri tertentu. Hal ini dapat membantu masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas, atau kreativitas mereka, serta untuk menemukan atau menciptakan pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan otomatisasi.
  • Memanfaatkan produk, layanan, atau solusi yang ditawarkan oleh otomatisasi. Masyarakat Indonesia perlu memanfaatkan produk, layanan, atau solusi yang ditawarkan oleh otomatisasi, seperti e-commerce, e-government, robot, atau drone, yang dapat memudahkan, mempercepat, atau memperbaiki kehidupan mereka. Hal ini dapat membantu masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan, kenyamanan, atau keamanan mereka, serta untuk menghemat waktu, biaya, atau sumber daya.
  • Menjaga keseimbangan antara manusia dan mesin. Masyarakat Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara manusia dan mesin, yaitu antara keuntungan dan tantangan yang ditimbulkan oleh otomatisasi. Masyarakat Indonesia perlu menyadari bahwa otomatisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat bantu yang dapat membantu manusia untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Masyarakat Indonesia perlu menghargai nilai, hak, atau tanggung jawab manusia dalam hubungannya dengan mesin, serta menghindari ketergantungan, ketakutan, atau konflik yang dapat disebabkan oleh otomatisasi.


Demikian artikel yang saya buat untuk Anda tentang penerapan otomatisasi di Indonesia. Saya harap artikel ini bermanfaat dan informatif bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan beritahu saya. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa lagi! 

Komentar