Langsung ke konten utama

Jenis Trader Saham di Indonesia: Panduan Lengkap untuk Pemula dalam Memilih Strategi Trading yang Tepat

Saham adalah salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia. Namun, tidak semua orang yang berkecimpung di pasar saham memiliki tujuan dan strategi yang sama. Ada yang berinvestasi saham untuk jangka panjang, ada juga yang melakukan trading saham untuk jangka pendek.


Trading saham adalah transaksi jual beli surat kepemilikan atas perusahaan maupun perseroan terbatas dalam jangka pendek. Umumnya, jangka pendek yang dimaksud dapat dilihat dari harga pasar setiap harinya. Selain itu, trading saham adalah kegiatan memperjualbelikan saham yang bergantung pada fluktuasi harga pasar.


Orang yang melakukan trading saham disebut sebagai trader. Trader berbeda dengan investor, karena trader akan lebih aktif untuk menganalisa fluktuasi harga saham setiap hari dan dari sini lah trader akan memilih harga saham yang terbaik. Hal ini bertujuan agar bisa mendapatkan capital gain yang maksimal saat nanti menjualnya kembali.


Ada beberapa jenis trader saham yang bisa ditemui di Indonesia, yaitu:

Scalper

Scalper adalah trader yang berdagang saham dengan gaya scalping. Scalping sendiri adalah gaya perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar dengan jangka waktu pendek. Jangka waktu perdagangan seorang scalper biasanya hanya memakan waktu hitungan menit atau bahkan per detik saja.


Gaya ini juga sangat mengandalkan grafik perdagangan untuk mengamati harga saham sehingga scalper bisa melakukan analisis pergerakan pasar. Seorang scalper selalu memperhatikan pola grafik untuk memprediksi pergerakan harga dalam waktu singkat. Bisa dikatakan seorang scalper adalah trader yang memanfaatkan perubahan harga yang kecil namun sesering mungkin.


Contoh cara trading seorang scalper adalah dengan membeli saham ABC pada harga Rp 1.000 per lembar, kemudian menjualnya kembali pada harga Rp 1.010 per lembar dalam waktu 5 menit. Dengan begitu, scalper mendapatkan keuntungan sebesar Rp 10 per lembar. Jika scalper melakukan transaksi sebanyak 10.000 lembar, maka keuntungan yang didapat adalah Rp 100.000 dalam waktu 5 menit.


Keunggulan metode scalping adalah bisa mendapatkan keuntungan yang cepat dan banyak dalam sehari. Scalper juga tidak perlu khawatir dengan perubahan harga saham yang drastis dalam jangka panjang, karena mereka hanya fokus pada pergerakan harga dalam jangka pendek.


Kelemahan metode scalping adalah membutuhkan modal yang besar dan frekuensi transaksi yang tinggi. Hal ini berarti scalper harus membayar biaya komisi yang lebih banyak kepada broker. Selain itu, scalper juga harus memiliki konsentrasi dan disiplin yang tinggi, karena sedikit saja terlambat atau salah dalam mengambil keputusan, bisa berakibat fatal.


Intraday Trader

Intraday trader adalah trader yang berdagang saham dalam jangka waktu satu hari. Artinya, intraday trader akan membuka dan menutup posisi sahamnya pada hari yang sama, tanpa menyimpannya hingga keesokan harinya.


Intraday trader biasanya menggunakan kerangka waktu satu sampai empat jam untuk menganalisis saham. Mereka juga mengandalkan analisis teknikal dan fundamental untuk membantu mengidentifikasi tren dan kondisi pasar pada hari itu. Beberapa indikator yang sering digunakan oleh intraday trader adalah MACD, RSI, dan Stochastic Oscillator.


Contoh cara trading seorang intraday trader adalah dengan membeli saham XYZ pada harga Rp 2.000 per lembar di pagi hari, kemudian menjualnya kembali pada harga Rp 2.100 per lembar di sore hari. Dengan begitu, intraday trader mendapatkan keuntungan sebesar Rp 100 per lembar. Jika intraday trader melakukan transaksi sebanyak 5.000 lembar, maka keuntungan yang didapat adalah Rp 500.000 dalam satu hari.


Keunggulan metode intraday trading adalah bisa mengurangi risiko keterlibatan yang intens, meskipun pada akhir sesi bisa berakhir untung atau rugi. Intraday trader juga bisa memanfaatkan peluang yang ada di pasar saham tanpa harus menunggu lama.


Kelemahan metode intraday trading adalah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memantau pasar saham. Intraday trader juga harus siap dengan fluktuasi harga saham yang bisa berubah sewaktu-waktu. Selain itu, intraday trader juga harus memiliki manajemen modal dan risiko yang baik, karena mereka harus menentukan kapan masuk dan keluar dari pasar dengan tepat.


Swing Trader

Swing trader adalah trader yang berdagang saham dalam jangka waktu lebih dari satu hari, namun kurang dari satu bulan. Artinya, swing trader akan menyimpan posisi sahamnya selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada pergerakan harga saham.


Swing trader biasanya menggunakan kerangka waktu harian atau mingguan untuk menganalisis saham. Mereka juga mengandalkan analisis teknikal dan fundamental untuk membantu mengidentifikasi tren dan kondisi pasar dalam jangka menengah. Beberapa indikator yang sering digunakan oleh swing trader adalah Moving Average, Bollinger Band, dan Fibonacci Retracement.


Contoh cara trading seorang swing trader adalah dengan membeli saham DEF pada harga Rp 3.000 per lembar di minggu pertama, kemudian menjualnya kembali pada harga Rp 3.500 per lembar di minggu ketiga. Dengan begitu, swing trader mendapatkan keuntungan sebesar Rp 500 per lembar. Jika swing trader melakukan transaksi sebanyak 2.000 lembar, maka keuntungan yang didapat adalah Rp 1.000.000 dalam tiga minggu.


Keunggulan metode swing trading adalah bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada intraday trading, karena swing trader bisa menangkap pergerakan harga saham yang lebih panjang. Swing trader juga tidak perlu terlalu sering memantau pasar saham, karena mereka hanya fokus pada pergerakan harga dalam jangka menengah.


Kelemahan metode swing trading adalah membutuhkan modal yang lebih besar daripada intraday trading, karena swing trader harus menahan posisi sahamnya lebih lama. Swing trader juga harus siap dengan perubahan harga saham yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti berita, sentimen, atau kebijakan. Selain itu, swing trader juga harus memiliki kesabaran dan ketahanan yang tinggi, karena mereka harus menunggu waktu yang tepat untuk menjual sahamnya.


Position Trader

Position trader adalah trader yang berdagang saham dalam jangka waktu lebih dari satu bulan, bahkan bisa sampai bertahun-tahun. Artinya, position trader akan menyimpan posisi sahamnya selama jangka waktu yang sangat panjang, tergantung pada tujuan dan strateginya.


Position trader biasanya menggunakan kerangka waktu bulanan atau tahunan untuk menganalisis saham. Mereka juga mengandalkan analisis fundamental untuk membantu mengidentifikasi nilai intrinsik dan prospek saham dalam jangka panjang. Beberapa indikator yang sering digunakan oleh position trader adalah Price to Earnings Ratio, Return on Equity, dan Dividend Yield.


Contoh cara trading seorang position trader adalah dengan membeli saham GHI pada harga Rp 4.000 per lembar di tahun 2020, kemudian menjualnya kembali pada harga Rp 10.000 per lembar di tahun 2024. Dengan begitu, position trader mendapatkan keuntungan sebesar Rp 6.000 per lembar. Jika position trader melakukan transaksi sebanyak 1.000 lembar, maka keuntungan yang didapat adalah Rp 6.000.000 dalam empat tahun.


Keunggulan metode position trading adalah bisa mendapatkan keuntungan yang paling besar daripada jenis trading lainnya, karena position trader bisa menangkap pergerakan harga saham yang paling panjang. Position trader juga tidak perlu terlalu sering memantau pasar saham, karena mereka hanya fokus pada nilai dan prospek saham dalam jangka panjang.


Kelemahan metode position trading adalah membutuhkan modal yang paling besar daripada jenis trading lainnya, karena position trader harus menahan posisi saham dalam jangka waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan ketahanan yang tinggi, karena harus menunggu waktu yang tepat untuk menjual saham, dan memiliki risiko yang besar, karena bisa terkena dampak perubahan harga saham yang drastis akibat faktor-faktor fundamental, seperti berita, sentimen, atau kebijakan.


Siapa yang Paling Banyak Mendulang Keuntungan?

Dari keempat jenis trader saham di atas, tidak ada yang bisa dikatakan paling banyak mendulang keuntungan, karena semua tergantung pada tujuan, strategi, modal, risiko, dan keterampilan masing-masing trader. Setiap jenis trading memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh trader sebelum memilih gaya perdagangan yang sesuai dengan dirinya.


Namun, secara umum, bisa dikatakan bahwa position trader memiliki potensi keuntungan yang paling besar, karena mereka bisa menangkap pergerakan harga saham yang paling panjang dan mendapatkan capital gain yang signifikan. Position trader juga tidak perlu mengeluarkan biaya komisi yang banyak, karena mereka jarang melakukan transaksi.


Di sisi lain, position trader juga memiliki risiko yang paling besar, karena mereka harus menahan posisi sahamnya dalam jangka waktu yang sangat panjang. Position trader juga harus memiliki modal yang besar, karena mereka harus menahan fluktuasi harga saham yang bisa berubah drastis. Position trader juga harus memiliki kesabaran dan ketahanan yang tinggi, karena mereka harus menunggu waktu yang tepat untuk menjual sahamnya.


Sementara itu, scalper memiliki potensi keuntungan yang paling kecil, karena mereka hanya memanfaatkan perubahan harga yang kecil namun sesering mungkin. Scalper juga harus mengeluarkan biaya komisi yang banyak, karena mereka sering melakukan transaksi. Scalper juga harus memiliki modal yang besar, karena mereka harus melakukan transaksi dengan volume yang besar.


Di sisi lain, scalper juga memiliki risiko yang paling kecil, karena mereka hanya fokus pada pergerakan harga dalam jangka pendek. Scalper juga tidak perlu khawatir dengan perubahan harga saham yang drastis dalam jangka panjang, karena mereka selalu menutup posisi sahamnya dalam waktu singkat. Scalper juga harus memiliki konsentrasi dan disiplin yang tinggi, karena mereka harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.


Demikianlah artikel tentang jenis-jenis trader saham di Indonesia. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran tentang gaya perdagangan saham yang berbeda-beda dan membantu Anda menentukan jenis trader yang cocok dengan diri Anda. Selamat mencoba dan semoga sukses!

Komentar