Langsung ke konten utama

Bagaimana Fibonacci Golden Ratio Bekerja dalam Trading Saham dan Crypto? Simak Penjelasan dan Contohnya di Sini!

Fibonacci golden ratio adalah salah satu konsep matematika yang memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk dalam trading saham dan crypto. Fibonacci golden ratio adalah rasio antara dua angka yang merupakan hasil dari pembagian angka Fibonacci dengan angka Fibonacci sebelumnya. Angka Fibonacci adalah deret angka yang dimulai dari 0 dan 1, dan setiap angka berikutnya adalah jumlah dari dua angka sebelumnya. Contoh deret angka Fibonacci adalah:


0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ...


Jika kita membagi angka Fibonacci dengan angka Fibonacci sebelumnya, kita akan mendapatkan rasio yang mendekati 1.618. Rasio ini disebut dengan fibonacci golden ratio atau rasio emas. Rasio ini memiliki sifat-sifat unik dan menarik, salah satunya adalah rasio ini sering muncul dalam pola-pola alam, seni, dan arsitektur. 

Beberapa contoh atau bukti fibonacci golden ratio dalam kehidupan adalah:

- Bunga matahari memiliki jumlah kelopak yang merupakan angka Fibonacci, dan pola spiral di tengah bunga mengikuti rasio emas.

- Daun-daun pada tanaman tumbuh dengan sudut yang mengikuti rasio emas, sehingga memaksimalkan penyerapan cahaya matahari.

- Tubuh manusia memiliki proporsi yang mengikuti rasio emas, misalnya panjang tangan dibandingkan dengan panjang tubuh, atau jarak antara mata dengan hidung dibandingkan dengan lebar wajah.

- Piramida Giza di Mesir memiliki bentuk yang mengikuti rasio emas, yaitu tinggi piramida dibandingkan dengan setengah panjang alasnya.

- Mona Lisa, lukisan terkenal karya Leonardo da Vinci, memiliki komposisi yang mengikuti rasio emas, yaitu posisi mata, hidung, dan mulut dibandingkan dengan ukuran wajah.


Fibonacci golden ratio juga memiliki peran penting dalam trading saham dan crypto, karena rasio ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi level-level support dan resistance pada grafik harga. Support adalah level harga di mana permintaan lebih besar dari penawaran, sehingga harga cenderung berbalik naik. Resistance adalah level harga di mana penawaran lebih besar dari permintaan, sehingga harga cenderung berbalik turun. Level-level support dan resistance ini dapat membantu trader untuk menentukan titik masuk dan keluar dari pasar, serta menetapkan target profit dan stop loss.


Fibonacci Retracement

Salah satu teknik analisis teknikal yang menggunakan fibonacci golden ratio adalah fibonacci retracement. Fibonacci retracement adalah teknik yang menggambar garis horizontal pada grafik harga dengan menggunakan rasio-rasio Fibonacci, yaitu 0%, 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 76.4%, dan 100%. Garis-garis ini diambil dari titik tertinggi dan terendah dari suatu tren harga, baik tren naik (uptrend) maupun tren turun (downtrend). Garis-garis ini menunjukkan level-level potensial di mana harga dapat mengalami koreksi atau pembalikan arah, setelah bergerak sesuai dengan tren utama. Koreksi atau pembalikan arah ini disebut dengan retracement.


Cara menggunakan fibonacci retracement dalam trading adalah sebagai berikut:

- Tentukan tren utama harga, apakah uptrend atau downtrend. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan indikator tren, seperti moving average, atau dengan mengamati pola-pola candlestick.

- Gambar garis fibonacci retracement dengan menghubungkan titik tertinggi dan terendah dari tren utama. Jika tren utama adalah uptrend, maka titik tertinggi adalah swing high dan titik terendah adalah swing low. Jika tren utama adalah downtrend, maka titik tertinggi adalah swing low dan titik terendah adalah swing high. Swing high adalah titik di mana harga berbalik turun setelah naik, dan swing low adalah titik di mana harga berbalik naik setelah turun.

- Amati pergerakan harga dan cari level-level fibonacci retracement yang berfungsi sebagai support atau resistance. Biasanya, level-level yang paling kuat adalah 38.2%, 50%, dan 61.8%, karena level-level ini mendekati rasio emas. Level-level ini juga disebut dengan golden zone.

- Jika harga bergerak sesuai dengan tren utama dan mengalami retracement, maka trader dapat membuka posisi sesuai dengan arah tren utama, dengan menggunakan level-level fibonacci retracement sebagai acuan. Misalnya, jika tren utama adalah uptrend, maka trader dapat membeli saham atau crypto ketika harga mencapai level support fibonacci retracement, dan menjualnya ketika harga mencapai level resistance fibonacci retracement. Sebaliknya, jika tren utama adalah downtrend, maka trader dapat menjual saham atau crypto ketika harga mencapai level resistance fibonacci retracement, dan membelinya kembali ketika harga mencapai level support fibonacci retracement.

- Trader juga dapat menetapkan target profit dan stop loss dengan menggunakan level-level fibonacci retracement. Misalnya, jika trader membeli saham atau crypto di level support 38.2%, maka trader dapat menetapkan target profit di level resistance 61.8%, dan stop loss di level support 23.6%. Sebaliknya, jika trader menjual saham atau crypto di level resistance 38.2%, maka trader dapat menetapkan target profit di level support 61.8%, dan stop loss di level resistance 23.6%.


Fibonacci Extension

Selain fibonacci retracement, ada juga teknik analisis teknikal lain yang menggunakan fibonacci golden ratio, yaitu fibonacci extension. Fibonacci extension adalah teknik yang menggambar garis horizontal pada grafik harga dengan menggunakan rasio-rasio Fibonacci yang lebih besar dari 100%, yaitu 127.2%, 161.8%, 200%, 261.8%, dan seterusnya. Garis-garis ini diambil dari titik tertinggi dan terendah dari suatu tren harga, serta titik akhir dari retracement pertama. Garis-garis ini menunjukkan level-level potensial di mana harga dapat melanjutkan pergerakannya sesuai dengan tren utama, setelah selesai melakukan retracement. Lanjutan pergerakan ini disebut dengan extension.


Cara menggunakan fibonacci extension dalam trading adalah sebagai berikut:

- Tentukan tren utama harga, apakah uptrend atau downtrend. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan indikator tren, seperti moving average, atau dengan mengamati pola-pola candlestick.

- Gambar garis fibonacci retracement dengan menghubungkan titik tertinggi dan terendah dari tren utama. Jika tren utama adalah uptrend, maka titik tertinggi adalah swing high dan titik terendah adalah swing low. Jika tren utama adalah downtrend, maka titik tertinggi adalah swing low dan titik terendah adalah swing high. Swing high adalah titik di mana harga berbalik turun setelah naik, dan swing low adalah titik di mana harga berbalik naik setelah turun.

- Gambar garis fibonacci extension dengan menghubungkan titik tertinggi dan terendah dari tren utama, serta titik akhir dari retracement pertama. Jika tren utama adalah uptrend, maka titik akhir dari retracement pertama adalah swing low terakhir. Jika tren utama adalah downtrend, maka titik akhir dari retracement pertama adalah swing high terakhir.

- Amati pergerakan harga dan cari level-level fibonacci extension yang berfungsi sebagai support atau resistance. Biasanya, level-level yang paling kuat adalah 127.2%, 161.8%, dan 261.8%, karena level-level ini mendekati rasio emas. Level-level ini juga disebut dengan golden zone.

- Jika harga bergerak sesuai dengan tren utama dan selesai melakukan retracement, maka trader dapat membuka posisi sesuai dengan arah tren utama, dengan menggunakan level-level fibonacci extension sebagai acuan. Misalnya, jika tren utama adalah uptrend, maka trader dapat membeli saham atau crypto ketika harga menembus level resistance fibonacci extension, dan menjualnya ketika harga mencapai level resistance fibonacci extension berikutnya. Sebaliknya, jika tren utama adalah downtrend, maka trader dapat menjual saham atau crypto ketika harga menembus level support fibonacci extension, dan membelinya kembali ketika harga mencapai level support fibonacci extension berikutnya.

- Trader juga dapat menetapkan target profit dan stop loss dengan menggunakan level-level fibonacci extension. Misalnya, jika trader membeli saham atau crypto di level resistance 127.2%, maka trader dapat menetapkan target profit di level resistance 161.8%, dan stop loss di level support 100%. Sebaliknya, jika trader menjual saham atau crypto di level support 127.2%, maka trader dapat menetapkan target profit di level support 161.8%, dan stop loss di level resistance 100%.


Elliot Wave

Fibonacci golden ratio tidak hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi level-level support dan resistance, tetapi juga untuk mengukur panjang gelombang harga. Gelombang harga adalah pergerakan harga yang terdiri dari lima gelombang utama dan tiga gelombang korektif, yang mengikuti pola-pola tertentu. Pola-pola ini disebut dengan fibonacci wave atau elliott wave, yang dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott pada tahun 1930-an. Elliott wave adalah salah satu teori analisis teknikal yang paling kompleks dan populer di kalangan trader, karena teori ini dapat membantu trader untuk memprediksi arah dan durasi pergerakan harga.


Cara menggunakan fibonacci wave dalam trading adalah sebagai berikut:

- Tentukan tren utama harga, apakah uptrend atau downtrend. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan indikator tren, seperti moving average, atau dengan mengamati pola-pola candlestick.

- Gambar gelombang-gelombang harga dengan menggunakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dan terendah dari setiap pergerakan harga. Jika tren utama adalah uptrend, maka gelombang-gelombang utama adalah gelombang 1, 3, dan 5, yang bergerak naik. Gelombang-gelombang korektif adalah gelombang 2 dan 4, yang bergerak turun. Jika tren utama adalah downtrend, maka gelombang-gelombang utama adalah gelombang 1, 3, dan 5, yang bergerak turun. Gelombang-gelombang korektif adalah gelombang 2 dan 4, yang bergerak naik.

- Hitung panjang gelombang-gelombang harga dengan menggunakan rasio-rasio Fibonacci, yaitu 0%, 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 76.4%, 100%, 127.2%, 161.8%, 200%, 261.8%, dan seterusnya. Panjang gelombang harga adalah jarak antara titik awal dan akhir dari setiap gelombang. Panjang gelombang harga dapat diukur dengan menggunakan alat bantu yang disebut dengan fibonacci tool, yang tersedia di platform trading. Fibonacci tool dapat digunakan untuk menggambar garis-garis horizontal yang menunjukkan level-level rasio Fibonacci pada grafik harga.

- Amati hubungan antara panjang gelombang-gelombang harga dengan menggunakan rasio-rasio Fibonacci. Biasanya, panjang gelombang-gelombang harga memiliki hubungan sebagai berikut:

  • Gelombang 1 adalah gelombang yang memulai tren utama, dan biasanya memiliki panjang yang paling pendek dibandingkan dengan gelombang-gelombang utama lainnya.
  • Gelombang 2 adalah gelombang korektif pertama, dan biasanya memiliki panjang sekitar 50% hingga 61.8% dari panjang gelombang 1.
  • Gelombang 3 adalah gelombang utama kedua, dan biasanya memiliki panjang sekitar 161.8% dari panjang gelombang 1. Gelombang 3 adalah gelombang yang paling kuat dan panjang dalam tren utama, dan tidak boleh lebih pendek dari gelombang 1 atau 5.
  • Gelombang 4 adalah gelombang korektif kedua, dan biasanya memiliki panjang sekitar 23.6% hingga 38.2% dari panjang gelombang 3. Gelombang 4 tidak boleh menembus level harga yang sama dengan gelombang 1, karena itu akan melanggar aturan tren utama.
  • Gelombang 5 adalah gelombang utama ketiga dan terakhir, dan biasanya memiliki panjang sekitar 100% hingga 161.8% dari panjang gelombang 1. Gelombang 5 adalah gelombang yang menyelesaikan tren utama, dan biasanya diikuti oleh gelombang korektif yang besar.

Jika harga bergerak sesuai dengan pola fibonacci wave, maka trader dapat membuka posisi sesuai dengan arah tren utama, dengan menggunakan panjang gelombang-gelombang harga sebagai acuan. Misalnya, jika tren utama adalah uptrend, maka trader dapat membeli saham atau crypto di awal gelombang 1, 3, atau 5, dan menjualnya di akhir gelombang 1, 3, atau 5. Sebaliknya, jika tren utama adalah downtrend, maka trader dapat menjual saham atau crypto di awal gelombang 1, 3, atau 5, dan membelinya kembali di akhir gelombang 1, 3, atau 5.

Trader juga dapat menetapkan target profit dan stop loss dengan menggunakan panjang gelombang-gelombang harga sebagai acuan. Misalnya, jika trader membeli saham atau crypto di awal gelombang 3, maka trader dapat menetapkan target profit di level 161.8% dari panjang gelombang 1, dan stop loss di level 100% dari panjang gelombang 1. Sebaliknya, jika trader menjual saham atau crypto di awal gelombang 3, maka trader dapat menetapkan target profit di level 161.8% dari panjang gelombang 1, dan stop loss di level 100% dari panjang gelombang 1.


Demikianlah artikel yang saya buat tentang fibonacci golden ratio dalam trading saham dan crypto. Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan dan inspirasi untuk meningkatkan keterampilan trading Anda. Terima kasih dan selamat trading! 

Komentar