Langsung ke konten utama

Performa IHSG dan Sektor Saham di Era Jokowi: Peluang Investasi untuk Pemilu 2024

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja pasar modal Indonesia. IHSG mencerminkan pergerakan harga saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari berbagai sektor usaha. IHSG juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, termasuk kondisi politik dan ekonomi nasional.


Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap IHSG adalah kepemimpinan presiden. Presiden memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan pemerintah, baik dalam bidang fiskal, moneter, maupun sektoral. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan dampak positif atau negatif bagi pertumbuhan ekonomi, stabilitas makro, dan iklim investasi.


Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana performa IHSG dan sektor saham yang sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode kepemimpinannya, yaitu 2014-2019 dan 2019-2024. Selain itu, kita juga akan membahas apakah relevan untuk membeli saham sektor sesuai visi misi capres selanjutnya jika dilihat dari performa saham saat kepemimpinan Jokowi.


Performa IHSG di Era Jokowi

Berdasarkan data BEI, IHSG mengalami kenaikan sebesar 36,90% sejak tanggal pelantikan Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2014 hingga 16 Agustus 2023. Namun, pergerakan IHSG selama dua periode kepemimpinan Jokowi tidak selalu mulus. IHSG sempat mengalami penurunan tajam akibat beberapa faktor, antara lain:

- Perang dagang AS-China yang memicu ketidakpastian global dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

- Pandemi Covid-19 yang menyebabkan resesi ekonomi, lockdown, dan pembatasan sosial, serta menurunkan permintaan dan aktivitas pasar.

- Pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang menimbulkan gejolak inflasi dan daya beli masyarakat.


Namun, IHSG juga berhasil pulih dan mencatatkan rekor tertinggi di beberapa kesempatan, seperti:

- Pada 13 September 2022, IHSG mencapai level 7.318,02, tertinggi sepanjang sejarah.

- Pada 15 September 2022, IHSG sempat mencatat all time high di sesi 1 ke level 7.363,42, sebelum ditutup di level 7.305,60.

- Pada 31 Desember 2021, IHSG ditutup di level 6.994,83, naik 10,08% secara year to date (ytd) dan menjadi salah satu indeks saham terbaik di Asia.


Beberapa faktor yang mendukung kenaikan IHSG antara lain:

- Kebijakan pemerintah Jokowi yang fokus pada pembangunan infrastruktur, hilirisasi, dan digitalisasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan nilai tambah.

- Kebijakan stimulus fiskal dan moneter untuk mengatasi dampak pandemi, seperti PEN, PPKM, dan vaksinasi.

- Pemulihan ekonomi global dan harga komoditas, khususnya pada pertengahan tahun 2022.


Sektor Saham yang Sejalan dengan Visi Misi Jokowi

Visi misi Jokowi sebagai presiden adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong³. Untuk mencapai visi tersebut, Jokowi memiliki lima misi utama, yaitu:

- Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia.

- Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong, kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.

- Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

- Meningkatkan peran dan kontribusi Indonesia di dunia internasional.


Berdasarkan misi-misi tersebut, kita dapat mengidentifikasi beberapa sektor saham yang sejalan dengan visi misi Jokowi, yaitu:

- Sektor infrastruktur

yang mencakup saham-saham yang bergerak di bidang konstruksi, transportasi, telekomunikasi, dan utilitas. Sektor ini mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah yang mengalokasikan anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur, baik fisik maupun digital, di seluruh Indonesia.

- Sektor pertambangan,

yang mencakup saham-saham yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, seperti batu bara, minyak, gas, nikel, bauksit, dan tembaga. Sektor ini mendapat manfaat dari kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi dan industrialisasi komoditas mineral dan pertambangan, dengan melarang ekspor bahan mentah dan mengembangkan industri hilir, seperti smelter dan pabrik baterai.

- Sektor teknologi

yang mencakup saham-saham yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi, seperti penyedia layanan internet, e-commerce, fintech, dan edutech. Sektor ini mendapat dorongan dari kebijakan pemerintah yang mendorong digitalisasi dan transformasi digital di berbagai sektor usaha, pemerintahan, dan masyarakat, terutama di masa pandemi.


Performa Harga Saham Sektor Tersebut

Berdasarkan data BEI, kita dapat melihat bagaimana performa harga saham sektor-sektor yang sejalan dengan visi misi Jokowi selama periode Januari 2020 hingga Agustus 2023. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perubahan persentase indeks sektoral saham tersebut:

Performa Sektor Saham Masa Jokowi

 



Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa sektor teknologi merupakan sektor saham dengan performa paling baik, dengan kenaikan mencapai 607,50%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor teknologi memiliki prospek yang cerah di masa depan, seiring dengan perkembangan inovasi dan adopsi teknologi di berbagai bidang. Beberapa saham unggulan di sektor ini antara lain TLKM, ISAT, GOTO, LINK, dan BBRI.


Sektor pertambangan juga menunjukkan kinerja yang positif, dengan kenaikan sebesar 48,51%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan mendapat manfaat dari kebijakan hilirisasi dan industrialisasi komoditas mineral dan pertambangan, dengan melarang ekspor bahan mentah dan mengembangkan industri hilir, seperti smelter dan pabrik baterai. Selain itu, sektor ini juga didukung oleh pemulihan harga komoditas global, khususnya pada pertengahan tahun 2022. Beberapa saham unggulan di sektor ini antara lain INCO, ANTM, PTBA, ADRO, dan MEDC.


Sektor infrastruktur juga mengalami kenaikan, meski tidak sebesar sektor lain, yaitu sebesar 11,23%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor infrastruktur mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah yang mengalokasikan anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur, baik fisik maupun digital, di seluruh Indonesia. Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan, seperti penurunan permintaan akibat pandemi, persaingan dengan sektor lain, dan regulasi yang belum optimal. Beberapa saham unggulan di sektor ini antara lain WIKA, JSMR, WSKT, PGAS, dan TLKM.


Relevansi Investasi Saham Sektor Sesuai Visi Misi Capres Selanjutnya

Pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan menjadi momentum penting bagi Indonesia, karena akan menentukan arah kebijakan pemerintah untuk lima tahun ke depan. Para calon presiden (capres) tentunya akan memiliki visi misi yang berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang, ideologi, dan program-program yang mereka tawarkan.


Bagi investor saham, pilpres 2024 juga akan menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi investasi mereka. Salah satu hal yang dapat dipertimbangkan adalah apakah saham sektor yang sejalan dengan visi misi Jokowi masih relevan untuk dibeli jika dilihat dari performa saham saat kepemimpinan Jokowi.


Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat beberapa faktor, antara lain:

- Apakah visi misi capres selanjutnya masih sejalan dengan visi misi Jokowi, atau justru berbeda atau bertentangan?

- Apakah sektor-sektor saham yang sejalan dengan visi misi Jokowi masih memiliki prospek yang baik di masa depan, atau justru menghadapi tantangan atau ancaman?

- Apakah ada sektor-sektor saham lain yang lebih menarik atau potensial untuk diinvestasikan, sesuai dengan visi misi capres selanjutnya?


Untuk faktor pertama, kita perlu menunggu sampai capres-cpres resmi mendaftarkan diri dan menyampaikan visi misi mereka kepada publik. Namun, kita dapat mengira-ngira beberapa kemungkinan, seperti:

- Jika capres selanjutnya berasal dari partai yang mendukung Jokowi, atau merupakan kader atau pendukung Jokowi, maka kemungkinan besar visi misi mereka masih sejalan dengan visi misi Jokowi, atau setidaknya tidak terlalu jauh berbeda.

- Jika capres selanjutnya berasal dari partai yang beroposisi terhadap Jokowi, atau merupakan kritikus atau lawan Jokowi, maka kemungkinan besar visi misi mereka berbeda atau bertentangan dengan visi misi Jokowi, atau setidaknya memiliki nuansa yang berbeda.


Untuk faktor kedua, kita perlu melihat perkembangan dan tren pasar, baik nasional maupun global, yang dapat mempengaruhi kinerja sektor-sektor saham yang sejalan dengan visi misi Jokowi. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan, seperti:

- Untuk sektor infrastruktur, kita perlu melihat apakah pemerintah masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang masif, atau justru mengurangi atau mengalihkan anggarannya ke sektor lain. Selain itu, kita juga perlu melihat apakah ada proyek-proyek infrastruktur yang strategis atau menguntungkan yang akan dilaksanakan atau dilelang oleh pemerintah.

- Untuk sektor pertambangan, kita perlu melihat apakah pemerintah masih akan mendorong hilirisasi dan industrialisasi komoditas mineral dan pertambangan, atau justru mengubah atau menghapus kebijakan larangan ekspor bahan mentah. Selain itu, kita juga perlu melihat apakah ada perubahan regulasi atau perizinan yang dapat mempengaruhi operasional atau profitabilitas perusahaan-perusahaan pertambangan.

- Untuk sektor teknologi, kita perlu melihat apakah pemerintah masih akan mendorong digitalisasi dan transformasi digital di berbagai sektor usaha, pemerintahan, dan masyarakat, atau justru menghambat atau membatasi perkembangan teknologi. Selain itu, kita juga perlu melihat apakah ada inovasi-inovasi teknologi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif atau peluang bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan teknologi.


Untuk faktor ketiga, kita perlu melihat apakah ada sektor-sektor saham lain yang lebih menarik atau potensial untuk diinvestasikan, sesuai dengan visi misi capres selanjutnya. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan, seperti:

- Apakah ada sektor-sektor saham yang menjadi prioritas atau fokus utama capres selanjutnya, seperti pertanian, kesehatan, pendidikan, pariwisata, atau lainnya?

- Apakah ada sektor-sektor saham yang mendapat insentif atau stimulus dari pemerintah, seperti pajak, subsidi, bantuan, atau lainnya?

- Apakah ada sektor-sektor saham yang memiliki prospek yang baik di masa depan, sesuai dengan tren pasar, permintaan konsumen, atau perkembangan teknologi?


Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, investor saham dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan strategis dalam memilih saham sektor yang sesuai dengan visi misi capres selanjutnya. Tentu saja, keputusan ini juga harus disesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan preferensi masing-masing investor.


Kesimpulan

IHSG dan sektor saham yang sejalan dengan visi misi Jokowi telah menunjukkan performa yang positif selama dua periode kepemimpinannya. Namun, performa ini tidak menjamin bahwa saham sektor tersebut masih relevan untuk dibeli di masa depan, terutama menjelang pilpres 2024. Investor saham perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti visi misi capres selanjutnya, prospek sektor saham, dan sektor saham alternatif, dalam menentukan strategi investasi mereka.

Komentar