Resesi adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut atau lebih, yang ditunjukkan oleh kontraksi produk domestik bruto (PDB). Resesi biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti krisis keuangan, krisis politik, krisis energi, krisis pangan, bencana alam, pandemi, atau perang. Resesi memiliki dampak negatif bagi perekonomian dan masyarakat, seperti peningkatan pengangguran, kemiskinan, ketimpangan, dan utang. Indonesia pernah mengalami resesi dua kali dalam sejarahnya. Pertama, pada tahun 1998, akibat krisis moneter yang melanda Asia Tenggara dan berujung pada runtuhnya rezim Orde Baru. Kedua, pada tahun 2020, akibat pandemi Covid-19 yang menghambat aktivitas ekonomi dan sosial. Kedua resesi tersebut memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia, seperti anjloknya nilai tukar rupiah, inflasi, defisit anggaran, penurunan pertumbuhan, dan kerusuhan sosial . Bagaimana dengan potensi resesi di Indon
Saham bank adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, seperti menyediakan jasa keuangan, kredit, simpanan, investasi, dan lain-lain. Saham bank biasanya memiliki karakteristik stabil, defensif, dan memberikan dividen yang menarik bagi investor. Saham teknologi adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, seperti perangkat keras, perangkat lunak, internet, telekomunikasi, dan lain-lain. Saham teknologi biasanya memiliki karakteristik dinamis, inovatif, dan memberikan potensi pertumbuhan yang tinggi bagi investor. Saham bank dan teknologi di Amerika merupakan dua sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian negara tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kinerja saham bank dan teknologi di Amerika menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Performa Saham Bank Sebelum Saham Teknologi Mengambil Peran Penting di Ekonomi Sebelum saham teknologi mengambil peran penting di ekonom